velikaplaza.info – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, baru-baru ini mengajukan permintaan yang menghebohkan kepada negara-negara Eropa, meminta mereka untuk mengirimkan 200.000 pasukan untuk memperkuat pertahanan Ukraina di tengah eskalasi perang dengan Rusia. Permintaan ini mencerminkan semakin mendalamnya krisis yang dihadapi Ukraina sejak invasi Rusia dimulai, dan menunjukkan betapa besar ketergantungan negara tersebut terhadap bantuan internasional. Dalam permohonannya, Zelensky menegaskan bahwa kehadiran pasukan Eropa sangat penting untuk memastikan stabilitas kawasan dan melindungi nilai-nilai demokrasi.
Respons Dunia Terhadap Permintaan Zelensky Respons terhadap permintaan Zelensky datang dari berbagai penjuru dunia. Beberapa negara Eropa, seperti Inggris dan Polandia, menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan dukungan lebih lanjut kepada Ukraina, baik dalam bentuk bantuan militer maupun pengiriman pasukan. Namun, negara-negara lain, terutama di Eropa Barat, menunjukkan kehati-hatian. Beberapa pihak mengungkapkan bahwa mengirim pasukan Eropa dalam jumlah besar dapat memperburuk ketegangan internasional dan meningkatkan risiko terjadinya konfrontasi langsung dengan Rusia. Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang terhadap stabilitas politik dan ekonomi di Eropa.
Sementara itu, NATO, yang selama ini mendukung Ukraina dengan pasokan senjata dan pelatihan, tetap mengutamakan dukungan melalui bantuan non-kombatif dan pengiriman peralatan pertahanan. Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, menegaskan bahwa aliansi tersebut akan terus memberikan dukungan kepada Ukraina, namun tetap menghindari keterlibatan langsung dalam konflik militer. Dalam konteks ini, permintaan Zelensky untuk 200.000 pasukan Eropa menjadi topik diskusi yang memicu perdebatan di kalangan pemimpin global, yang mempertimbangkan potensi risiko dan manfaat dari keterlibatan langsung dalam konflik tersebut.