velikaplaza.info – Selama masa kepresidenannya, Donald Trump berhasil memutarbalikkan dinamika diplomatik di Timur Tengah dengan serangkaian kebijakan luar negeri yang kontroversial namun berdampak signifikan. Salah satu pencapaian utamanya adalah normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab melalui apa yang dikenal sebagai “Abraham Accords.” Kesepakatan ini membuka pintu bagi normalisasi diplomatik antara Israel dan negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan, yang sebelumnya tidak memiliki hubungan resmi dengan negara Yahudi itu. Langkah ini telah mengguncang peta geopolitik kawasan dan menciptakan perubahan besar dalam hubungan Arab-Israel.
Namun, kebijakan Trump terhadap Timur Tengah juga memunculkan ketegangan, terutama dengan Iran. Keputusan Trump untuk menarik Amerika Serikat dari Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA) pada tahun 2018 memicu ketegangan yang meningkat antara kedua negara, serta dengan sekutu-sekutu AS di Eropa. Sanksi yang dijatuhkan oleh AS terhadap Iran semakin memperburuk hubungan, yang juga memengaruhi negara-negara di kawasan Teluk Persia yang memiliki hubungan erat dengan AS, seperti Arab Saudi. Meski demikian, Trump terus menjalin kemitraan dengan negara-negara seperti Arab Saudi dan Qatar dalam konteks melawan pengaruh Iran dan memperkuat hubungan ekonomi dan militer.
Berdampak juga bagi hubungan AS dengan Turki, yang seringkali tidak sejalan dengan kebijakan luar negeri AS, terutama terkait dengan sikap Presiden Recep Tayyip Erdoğan terhadap konflik di Suriah dan hubungan dengan Rusia. Meski begitu, Trump mencoba membangun hubungan personal dengan Erdogan dan memperkuat hubungan perdagangan antara kedua negara. Dalam konteks diplomasi Timur Tengah, kebijakan Trump telah menciptakan perubahan yang tidak hanya mengguncang aliansi lama tetapi juga membuka ruang bagi diplomasi baru yang lebih pragmatis dan berbasis pada kepentingan ekonomi. Dengan perubahan kepemimpinan di AS, perhatian kini tertuju pada bagaimana hubungan ini akan berkembang di bawah pemerintahan Joe Biden, terutama dalam hal kebijakan terhadap Iran dan Israel.