Startup teknologi Indonesia AeroNusantara sukses uji coba mobil terbang listrik pertama di Asia Tenggara di atas Pantai Kuta, Bali, pada 15 Oktober 2024. Model “Garuda X1” ini terbang nonstop sejauh 50 km dengan kecepatan 150 km/jam, memanfaatkan 8 rotor listrik dan baterai solid-state 300 kWh.
Desain Futuristik & Ramah Lingkungan
Tim insinyur AeroNusantara rancang Garuda X1 dengan bodi karbon fiber ringan dan sayap lipat otomatis. Mobil terbang ini mampu angkut 2 penumpang + 50 kg kargo, dengan sistem navigasi otonom berbasis AI. “Kami prioritaskan zero emission. Garuda X1 tidak keluarkan suara bising dan 100% bebas emisi,” tegas CEO AeroNusantara, Arif Wijaya.
Uji Coba di Langit Bali
Pada uji coba perdana, Garuda X1 lepas landas vertikal dari pelataran Parkir Timur Bandara Ngurah Rai. Pilot uji Andika Pratama manuver kendaraan melintasi kawasan Canggu hingga Tanah Lot dalam 20 menit. “Ketinggian maksimal 500 meter, tapi kami terbang di 300 meter untuk hindari gangguan pesawat komersial,” jelas Andika.
Dukungan Penuh Pemerintah Bali
Pemprov Bali siapkan “Zona Terbang Elektrik” di 3 lokasi: Nusa Dua, Ubud, dan Gilimanuk. Gubernur Bali Wayan Koster izinkan uji coba terbatas hingga Desember 2024. “Ini langkah awal transformasi transportasi Bali jadi smart and green tourism hub,” ujarnya.
Teknologi Baterai & Pengisian Daya
Garuda X1 gunakan baterai solid-state buatan PT Nusantara Battery dengan waktu isi ulang 30 menit di stasiun khusus. Baterai ini klaim tahan 1.000 siklus pengisian tanpa degradasi. “Kami adaptasi teknologi baterai dari kapal selam listrik kami,” papar CTO AeroNusantara, Dian Sastrowardoyo.
Tantangan Regulasi & Keamanan
Direktorat Penerbangan Sipil (Dephub) belum tetapkan aturan khusus mobil terbang. “Kami sedang susun regulasi terkait jalur terbang, sertifikasi pilot, dan protokol darurat,” kata Direktur Jenderal Udara Novie Riyanto. AeroNusantara sendiri pasang sistem parachute otomatis dan anti-collision sensor untuk antisipasi gagal mesin.
Minat Investor & Rencana Komersialisasi
Perusahaan Singapura SkyInvest suntik dana Rp500 miliar ke AeroNusantara untuk produksi massal. Rencananya, Garuda X1 akan dijual seharga Rp3,5 miliar/unit mulai 2026. Versi ride-sharing juga disiapkan dengan tarif Rp1,5 juta untuk rute Bandara Ngurah Rai-Ubud (15 menit terbang vs 2 jam berkendara darat).
Respons Publik & Wisatawan
Turis asal Australia, James Wilson, jadi penumpang pertama Garuda X1. “Ini pengalaman luar biasa. Terbang di atas sawah terasering Ubud tanpa polusi suara, seperti di film sci-fi,” ujarnya. Namun, sejumlah nelayan Bali protes soal potensi gangguan di zona pantai.
Masa Depan Transportasi Urban
AeroNusantara targetkan 100 unit Garuda X1 operasi di 5 kota Asia Tenggara pada 2027. “Kami sedang adaptasi teknologi ini untuk logistik darurat bencana, seperti pengiriman obat ke daerah terpencil,” tambah Arif. Uji coba berikutnya direncanakan di Danau Toba dan Labuan Bajo.
Keberhasilan Garuda X1 buktikan inovasi lokal bisa bersaing di era transportasi cerdas. “Kami tak ingin jadi penonton di negeri sendiri. Teknologi ini lahir dari mimpi anak bangsa,” tegas Arif.