Presiden Tiongkok, Xi Jinping, terus mendorong pengaruh regional Tiongkok melalui berbagai kebijakan pembangunan, khususnya lewat inisiatif infrastruktur di kawasan ASEAN. Melalui program andalan Belt and Road Initiative (BRI), Xi Jinping menawarkan investasi besar-besaran untuk membangun jalan, pelabuhan, rel kereta cepat, hingga jaringan energi di negara-negara Asia Tenggara.

Xi Jinping menargetkan proyek-proyek ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat konektivitas regional dan membuka akses ekonomi lintas negara. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama jangka panjang dengan mitra ASEAN, dengan janji pembiayaan yang fleksibel dan dukungan teknis dari perusahaan Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah membiayai dan membangun proyek infrastruktur besar di Laos, Kamboja, Indonesia, dan Myanmar.

Melalui kebijakan ini, Xi Jinping ingin memperluas pengaruh geopolitik Tiongkok, sambil mengurangi ketergantungan kawasan pada ekonomi Barat. Ia mengajak negara-negara ASEAN untuk mengintegrasikan sistem logistik dan perdagangan mereka ke dalam jaringan ekonomi yang didorong oleh Tiongkok.

Namun, kebijakan ini juga mengundang perhatian dan kekhawatiran dari beberapa negara yang khawatir terjerat utang atau kehilangan kendali atas aset strategis. Meski begitu, banyak negara ASEAN tetap menyambut kerja sama ini karena melihat potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Dengan terus memperluas inisiatif infrastruktur, Xi Jinping mengukuhkan posisi Tiongkok sebagai mitra utama pembangunan di kawasan ASEAN. Langkah ini menunjukkan bagaimana kebijakan luar negeri Tiongkok tidak hanya bergerak lewat diplomasi, tapi juga melalui beton, rel, dan konektivitas nyata.