Ini Alasan Bitcoin Loyo Setelah The Fed Kerek Suku Bunga

Terlihat ada pengkoreksian cryptocurrency di Kamis (23/3/2023) karena investor tengah mempertimbangkan keputusan dari kebijakan terbaru Federal Reserve (the Fed) berhubungan dengan suku bunga.

CNBC melaporkan bahwa Bitcoin turun 4,8 persen menjadi USD 26.895 atau setara dengan RP 410,4 juta (asumsi kurs Rp 15.263 per dolar AS). Sedangkan untuk Ether turun sebesar 4,1 persen menjadi USD 1.726, ini setara dengan Rp 26,34 menurut data dari Coin Metrics. 

Kenaikan suku bunga seperempat poin persentase ini diberlakukan oleh The Fed di akhir pertemuan di kebijakan terbarunya. Hal ini menyatakan kehati-hatian yang berhubungan dengan krisis perbankan yang baru0baru ini dan menunjukkan kenaikan yang mendekati akhir. Proyeksi dari the Fed ini hanya membutuhkan satu kenaikan lagi pada tahun ini.

Peningkatan sebesar 25 basis poin saat ini sudah diantisipasi secara luas. Keputusan ini menjadikan kenaikan suku bunga kesembilan secara berturut-turut dan kenaikan seperempat poin kedua berturut-turut setelah ada serangkaian kenaikan suku bunga yang lebih besar dilaksanakan di sepanjang tahun 2022.

Michael Safai yang merupakan Co Founder dari perusahaan perdagangan kripto Dexterity Capital, menyebutkan bahwa ia berharap nada dovish yang sudah lama dinantikan dari The Fed nantinya bisa datang di tengah krisis yang terjadi saat ini.

“Harapan itu pupus oleh komentar Powell bahwa kenaikan suku bunga dapat berlanjut selama hal-hal terus stabil, melemahkan beberapa momentum yang telah memimpin kenaikan kripto dalam beberapa hari terakhir,” kata Safai.

Lalu Safai menambahkan bahwa ada banyak yang mendorong reli bitcoin terbaru, dan salah satunya adalah kelemahan berkelanjutan di dalam sistem perbankan dan potensi peningkatan neraca di bank sentral.

Volatilitas Bitcoin sudah kembali di bulan ini, mengirim harga cryptocurrency menjadi naik lebih dari 20 persen untuk bulan tersebut. Ini membawa keuntungan di tahun menjadi lebih dari 70 persen.

Di saat yang bersamaan, hubungannya dengan saham sudah rusak, di mana setelah diperdagangkan sejajar dengan ekuitas selama dua tahun lamanya. Faktor ekonomi makro sampai saat ini masih menjadi pendorong terbesar dari harga bitcoin.

Harga bitcoin dan kripto sebelumnya terpantau tengah mengalami pergerakan yang setara di perdagangan Kamis (23/3/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis, 23 Maret 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah 2,71 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 12,11 persen sepekan.

You may also like