Hadapi Resesi 2023, Berikut Cara Mengatur Dana Agar Tetap Tenang

Perencana keuangan saat ini sedang gencar dalam merekomendasikan masyarakat untuk membentuk atau meningkatkan lagi pos dana darurat. Hal ini seiring dengan kondisi perekonomian global yang makin tak menentu, termasuk juga dengan adanya ancaman resesi 2023.

Sama seperti namanya, dana darurat adalah sebuah simpanan uang yang di siapkan untuk kondisi darurat. Pos dana ini bisa jadi alternatif kalau sewaktu – waktu seseorang kehilangan sumber pendapatannya.

Adapun dalam pembentukan dan penyimpanannya, masyarakat juga perlu memperhatikan sejumlah aspek. Misalnya seperti besaran dana yang perlu di simpan, porsi pembagian pendapatan, sampai dengan penempatan dana darurat. Lalu, bagaimana sih cara mengatur dana tersebut? yuk coba simak di bawah.

1.Besaran Dana

Besaran dana darurat yang perl di simpan bisa di sesuaikan dengan jumlah tanggungan yang individu miliki. Untuk masyarakat yang masih lajang, menikah, atau sudah punya anak perlu menyiapkan dana darurat dengan besaran yang berbeda.

Untuk kalian yang masih lajang, kebutuhan dana darurat minimal di 3 – 4 kali dari pengeluaran bulanan. Jika sudah menikah, maka kebutuhan dana darurat minimal 6 kali dari pengeluaran bulanan. Dan jika sudah menikah serta punya anak, maka kebutuhan dana darurat kalian adalah minimal 12 kali dari pengeluaran bulanan.

Setelah menghitung dana darurat yang perlu di kumpulkan, kalian juga perlu memahami kondisi keuangan terkini. Pemahaman tersebut meliputi berapa jumlah pendapatan, pengeluaran, serta profil risiko individu setiap bulannya.

2.Pembagian Pendapatan Untuk Dana Darurat

Dalam pembentukan dana darurat yang baik, butuh pembagian pendapatan yang proporsional dan tak menekan kondisi keuangan individu. Pengeluaran untuk biaya hidup juga harus tetap jadi prioritas. Namun besaran uang untuk dana darurat juga harus di perhatikan.

Kalian bisa membagi pendapatan bulanan dengan presentase 50 persen untuk biaya hidup, meliputi kebutuhan pangan, sandang, papan, cicilan, hingga asuransi. Lalu 30 persen bisa di alokasikan untuk keinginan seperti rekreasi, liburan, biaya streaming, dll. 20 persen untuk tabungan dana darurat, investasi, ataupun dana pensiun.

Menghadapi ancaman resesi global yang makin nyata, kalian bisa mengurangi porsi pengeluaran keinginan menjadi 15 persen. Sehingga alokasi untuk tabungan dana darurat, investasi, maupun dana pensiun bisa meningkat jadi 35 persen. Hal ini di lakukan untuk mempercepat proses pembentukan dana darurat.

3.Penempatan Dana Darurat

Dalam menyiapkan dana darurat, kalian tak harus menempatkan semua dananya ke tabungan. Karena, nilai dana yang di letakkan di tabungan malah berpotensi tergerus oleh kenaikan harga komoditas atau inflasi.

Instrumen investasi bisa kalian manfaatkan sebagai tempat penyimpanan dana darurat. Dengan begitu, potensi keuntungan masih bisa kalian dapatkan. Tetapi, tak semua instrumen investasi bisa di pakai sebagai pos dana darurat. Ada beberapa kriteria yang perlu kalian penuhi supaya instrumen investasi bisa menjadi dana darurat.

Ada 3 kriteria utama instrumen investasi yang bisa di gunakan untuk dana darurat, yaitu likuid, mudah di akses, dan aman. Untuk likuid, artinya kalian harus pilih aset yang bisa dengan mudah di konversi jadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat.

Kemudian, instrumen investasi yang dapat dipilih untuk dana darurat juga harus aman. Artinya, nilai dari dana yang ditempatkan tidak bergerak sangat volatil atau mudah berubah – ubah.

Itulah beberapa tips mengatur keuangan untuk menghadapi resesi nanti. Semoga bermanfaat.

Continue Reading