Pada Mei 2025, film dokumenter “Rasa Nusantara” karya sutradara muda Indonesia, Maya Kusuma, berhasil meraih penghargaan bergengsi di Festival Film Cannes. Melalui lensa kreatifnya, ia mengangkat kekayaan kuliner tradisional Indonesia ke panggung internasional.
Dalam dokumenter berdurasi 120 menit ini, Maya menelusuri perjalanan panjang lima hidangan ikonik nusantara. Selanjutnya, ia menggali kisah di balik rendang Minang, soto Lamongan, papeda Maluku, gudeg Yogya, dan ayam betutu Bali. Sementara itu, film ini juga mengeksplorasi filosofi dan nilai budaya yang melekat pada setiap masakan.
Lebih dari sekadar dokumenter kuliner, “Rasa Nusantara” menghadirkan potret kehidupan para penjaga resep tradisional. Di samping itu, Maya berhasil menangkap pergulatan mereka dalam mempertahankan autentisitas di tengah modernisasi.
Berkat sinematografi yang memukau, film ini mendapat standing ovation selama 10 menit di pemutaran perdananya. Oleh karena itu, juri Festival Cannes menganugerahkan penghargaan Special Jury Prize dalam kategori dokumenter.
Sehubungan dengan kesuksesannya, platform streaming global Netflix mengakuisisi hak tayang film ini. Lebih lanjut, “Rasa Nusantara” akan diterjemahkan ke dalam 15 bahasa untuk distribusi internasional.
Para kritikus film internasional memuji keberhasilan Maya dalam memadukan unsur dokumenter, travel, dan sosial-budaya. “Film ini membuka mata dunia tentang kompleksitas dan keindahan kuliner Indonesia,” tulis The Guardian dalam reviewnya.
Untuk proyeknya selanjutnya, Maya berencana membuat seri dokumenter tentang makanan jalanan Indonesia. Di samping itu, ia sedang mengembangkan platform digital untuk mendokumentasikan resep-resep tradisional yang terancam punah.
Pada akhirnya, kesuksesan “Rasa Nusantara” membuka jalan bagi sineas Indonesia di kancah internasional. Dengan demikian, film ini tidak hanya mengangkat nama Indonesia tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk melestarikan warisan kuliner bangsa.
Melalui pencapaian ini, Maya membuktikan bahwa cerita lokal dapat menggaung secara global. “Kekayaan kuliner Indonesia adalah harta yang harus kita jaga dan bagikan ke dunia,” tegasnya dalam pidato penerimaan penghargaan.