velikaplaza.info – Amerika Serikat (AS) telah menolak permintaan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memperpanjang kehadiran militer Israel di Lebanon selatan. AS menegaskan bahwa pasukan Israel harus menarik diri sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan, yaitu 18 Februari 2025.

Permintaan Netanyahu muncul di tengah pelanggaran gencatan senjata yang terjadi antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Israel mengklaim bahwa pasukan Lebanon tidak efektif dalam mengendalikan wilayah selatan dan mencegah Hizbullah untuk melakukan reorganisasi. Netanyahu meminta dukungan AS untuk memperpanjang kehadiran militer Israel di lima titik perbatasan utama guna mempertahankan zona penyangga.

Namun, AS menegaskan bahwa penarikan pasukan Israel dari Lebanon harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, tanpa perpanjangan. Keputusan ini menunjukkan komitmen AS terhadap kedaulatan Lebanon dan pentingnya implementasi gencatan senjata yang efektif antara Israel dan Hizbullah.

Sementara itu, Netanyahu terus mendesak Lebanon untuk mengambil alih kendali dari Hizbullah dan mengembalikan negara tersebut ke statusnya sebagai negara yang makmur dan damai. Ia memperingatkan bahwa konflik yang berkepanjangan dan penderitaan serupa dengan yang terjadi di Gaza akan terus berlanjut jika Hizbullah tetap berkuasa.